ini nih ittenarynya :
Schiedam, 9 Agustus 2013
Perjalanan yang panjang dari Schiedam sampai Munich dilewati dengan mulus dan lancar, alhamdulillah
Munchen 10 August 2013
Pagi ini kita kebangun jam 8 pagi dan anak anak langsung segar dan mandi semua. Setelah siap siap dan makan pagi, jam 10 pagi kita keluar hotel. Diperjalanan ke pusat kota munchen, kita mampir ke Allianz arena, sempat photo photo disana sampai puas. Setelah itu Kita berangkat ke pusat kota Munchen. Kita parkir di Odeonplatz. Puas jalan jalan di pusat kota, akhirnya kita lanjut ke BMW Welt. Sebenarnya kita ingin ke museum BMW tetapi BMW Welt lebih menarik
Sampai jam 2.30 akhirnya kita memutuskan berangkat ke Neuschwanstein Castle. Bagus sekali pemandangan disini, ada danau juga dan ada Schloß Neuschwanstein. Disini kita sempat sholat di dekat pergunungan yang ada castlenya. Tenangnya pikiran dan damai melihat pemandangan hijau dan danau.
Tepat jam 19:00 kita berangkat ke Innsbruck. Baru saja berjalan lebih kurang 5 km langsung bertemu plank masuk negara Austria. Kaget juga karena belum sempat beli vignette. Alhamdulillah langsung ketemu pom bensin dan langsung beli vignette. Hanya €8.50 euro untuk 10 hari. Mari kita nikmati perjalanan di Austria.
Kita langsung menuju hotel, ternyata hotelnya diatas bukit paling tinggi dengan jalan yang berliku liku dan nanjak. Tetapi bener bener hebat jalannya, dijalan seperti begitu rintangannya, speed limitnya tetap 100 km/ jam. Tetapi kita tdk merasa pusing dan kemiringan jalannya tepat, jadi mobil pun tidak akan jatuh ke jurang walapun ngebut.
Pemandangan dari hotel ke bawah sungguh indah, pergunungan hijau dengan gradasi warna. Ada yang berwarna putih seperti ditutupi salju, ada yang kuning keemasan karena kena sinar matahari sore, ada yang berwarna hijau tua, hijau muda...Masha Allah. Kita masuk hotel dan makan dan tidur, slaap lekker mufid, dira love u!
Mosern 11 aug 2013
Hari ini kita berangkat dari hotel agak pagi, jam 9 pagi dah siap berangkat. Tadinya kita langsung ke innsbruck nemu brosur di hotel katanya ada yang bagus didaerah Seefeld. Akhirnya kita cari tempatnya, waaauww beneerr keren bgt. Pergunungan alpen tempat bermain sky sewaktu winter. Tetapi sekarang dipakai orang untuk hiking, cycling. Tetapi berhubung kita malas jalan dan bawa mufid dan dira, akhirnya kita putuskan utk naik cable car ke atas. Harga tiket naik cable car 15 euro untuk up and down way. Sedangkan anak anak dibawah 10 tahun gratis.
Sesampai diatas kita puas menikmati pemandangan pergunungan alpen dari atas dengan rumah khas autria, rumah kayu beberapa tingkat dengan bunga berwarna pink dan merah disetiap jendela nya. Oiyaa sesampai diatas didi lucu banget deh, didi bilang sayang banget ama mama, karena setiap kali didi mau makan, mama siapin. Mau minum mama ambilin, iya sayang bgt ama mama.
Puas bermain diatas, kita turun dan lanjut perjalanan ke Bergiselschanze (ski jump by Zaha Hadid), Bergiselweg 3 (the train station, walk 30 minutes to South. The Bergisel jump was replaced according to plans of the Iraqi architect Zaha Hadid in 2001. Because of its design and prominent location (on Bergisel, south of Innsbruck) it is considered a new city landmark. There is a cafe on top, which offers views of Innsbruck and the surrounding mountains. During sporting events, the jumping tower is not accessible, and a ticket is needed to enter the terrain. Standard adult entry when no sporting events are taking place is €9, with some discount available for families/groups.
Setelah melihat innsbruck dari atas dan berphoto, kita lanjut ke kota inssbruck, keliling dikota. Arsitektur gedungnya biasa, tidak seperti di Paris yang penuh seni, cuma perbedaannya warna gedungnya warna warna terang seperti orange, kuning, biru......sehingga kalau kita photo dengan background pergunungan sungguh indah sekali.
Kemudian kita berencana ke museum Im zeughaus, tetapi kita tidak menemukan lokasi pasnya, dan berhubung kita harus ke Salzburg hotel yang membatasi waktu check in jam 7 mlm, maka kita harus buru buru sampai di sana. Akhirnya kita putuskan masuk highway a12. Yaahh cuma boleh kecepatan 100km/jam bisa bisa mepet bgt jalan jalan di kota salzburgnya. Ternyata dari Innsbruck ke Salzburg kita harus melewati Highway German. Duuhh kenapa sih highway di German?? Ga sukaa krn byk perbaikan jalan dan bikin macet.
Kira kira 5 Km lagi menuju salzburg, akhirnya kita memasuki Austria juga, Salzburg bener bener dekat dengan German, sepanjang perjalanan kita disuguhkan dengan pemandangan Alpen yang sangat indah. Begitu masuk kota Salzburg, tidak lupa kita mampir ke tourist information. Dari sini kita mendapat banyak info tentang kota salzburg. Pertama saya disarankan utk membeli buku panduan, ttp begitu dibilang kita disini tidak terlalu lama, akhirnya kami dikasih brosur ttg 7 top ten interesting place di Salzburg. Dari sini akhirnya kami memutuskan pergi ke Kapuzinerberg.
Kapuzinerberg.
This steep hill can be accessed through Linzergasse in the old part of town. Once you're in you're in deep forest. There are several paths that bring you to the top (where the Franziskischlössl fortification stands - today it's a restaurant) via either a paved road -no traffic, though- or a forest track with steps. There are several viewpoints along the way. The views of the city, and the Alps, are spectacular, the air is fresh and it makes for a superb little excursion without leaving the city.
Dari sini bisa melihat Salzburg secara keseluruhan, memang indah sekali. Kotanya dikelilingi pergunungan alpen dan ditengah kotanya mengalir sungai yang berwarna hijau. Sungguh perpaduan yang menarik. Dari sini kami melihat Salzburg punya old town, punya castle juga.
Berhubung kita harus sampai hotel jam tujuh malam maka kami putuskan utk langsung ke hotel malam ini. Tepat jam 6:45 CET kita sudah sampai di kota Gosau 75 km dr Salzburg dimana kami memesan hotel. Perjalanan ke Gosau sangat sangat indah, bukit bukit yang hijau dengan rumputnya yang selalu dipotong rapi dengan rumah rumah yang sangat sangat rapi dan unik dan berwarna warni. Tetapi begitu sampai di Gosau kami tidak bisa menemukan Gasthaus Gamjager, penginapan yang kami booking. Karena begitu dimasukkan nama jalannya ke GPS, GPS tidak bsia mendeteksi.
Akhirnya kami menelpon hotelnya dan mereka bilang dikampung mereka tidak ada nama jalan, cuma ada nama kampungnya Gosau Hintertal dan nomer rumah. Kami baru sadar kalau Hintertal bukanlah nama jalan, tetapi nama kampung kecil dari Gosau. Kami diberi petunjuk bahwa rumahnya berwarna hijau putih. Pertama berhenti di suatu rumah bernama cafe Gamjager. Dengan senangnya papa langsung check in. Ternyata beda, kata orangnya Haus Gamjager kira kira 4 km dari sini. Akhirnya jalan lagi dan alhamdulillah 7:10 nemu sebuah rumah besar berwarna hijau putih. Akhirnyaaa........ Receptionistnya seorang ibu ibu yang ramah, dia cerita kalau disini byk nama Gamjager karena Gamjager adalah nama orang yang pertama kali ke kampung sini. hihiii ada ada aja.
Selesai papa check in kami lanjut perjalanan ke danau yang besar didekat hotel yang dikelilingi pergunungan.......Masha Allaah, serasa ga percaya kalau benar benar berada di daerah yang cuma ku liat di film film sewaktu kecil, film heidy :) sampai jam 9 mlm kita puas menikmati pemandangan danau dan bermain air danau dan sempat sholat zuhur ashar dipinggir danau, akhirnya kita balik ke hotel. Makan dan tidur nyenyak..tot morgen allemal.
Seefeld of tyrol
Gosau, 12 aug 2013
Hari ini kita berangkat jam 9 pagi dari hotel di Gosau, rencana awal kita akan langsung ke Slovenia, tetapi sayang jg kalau Salzbug belum puas dilihat.jadinya kita putuskan ke schloss hallburn di salzburg. Begitu nyampe si schloss eee langsung ketemu playground, jadinya anak anak sibuk main di playground. Puas bermain di schloss kita lanjut ke pusat old townnya, Salsburger castilla. Cukup lama juga kita di pusat kota, jam 15.30 barulah kita lanjut ke Slovania, ljubliana melalui A10.
Tol dari Salzbrug ke Slovenia harus melewati pintu tol dengan harga 10 euro. Tepat diperbatasan austria dan slovenia kita harus melewati gate tempat bayar tol utk masuk tunnel sekalian pembelian vignette. Vignettenya seharga 15 euro utk seminggu dan bayar tunnel 6.5 euro.
Begitu memasuki slovenia, 20 km setelahnya, 50 km sebelum ljubliana, kita mampir di danau bled. Senangnya Mufid berenang di danau ini, airnya bening dilingkari pergunungan alpen. Sungguh menenangkan pikiran dan jiwa. 1.5 jam berenang, kita lanjutkan lagi perjalanan ke ljubliana. Rencana kita akan photo malam malam di old town nya jlubliana.
Sesampai di ljubliana, pemandangan awal kota tidak begitu bagus, pinggir jalan penuh dengan papan papan advertising. Hampir seperti jalan di Tangerang :-) Tetapi begitu memasuki pusat kota barulah kita disuguhkan dengan pemandangan gedung gedung klasik yg indah. Kita berphoto photo di triple bridge.
Triple Bridge (Tromostovje). Designed by Jože Plečnik. Tromostovje consists of three separate picturesque bridges located next to one another. The neighboring Prešeren square with the statue of Slovenian greatest poet France Prešeren is the central location of downtown Ljubljana and a common meeting point. From here, cross Ljubljanica and turn left for Open Market and the Dragon Bridge, or go straight and then right for the old town.
Kita sempat menikmati keramaian di old town malam ini, byk live music disajikan. Ada yang super rock dan ada juga lagu slow. Rame banget malam ini, kita ga tahu mereka merayakan apa.
Old Town Ljubliana. Squeezed between the castle hill and Ljubljanica river is the old town with two squares, Mestni trg (City square) with the Robba fountain and the city hall behind it, and, further on, Gornji trg (Upper square). Well preserved medieval buildings now house local designer shops, and several popular cafes and restaurants. Although they may look creepy, the perfectly safe narrow lanes lead to charming little squares and buildings.
Jam 9 malam, barulah kIta berangkat ke hotel di Opatija, Croatia. Perjalanan ljubliana opatija tidak seperti yang dibayangkan, melewati jalan kecil yang gelap selama 70 km, kemudian 10 km terakhir barulah masuk tol A8. Yaah pakai kelewat exitnya ke opatija, jadinya kita lanjut Rijeka, tetapi gpplah kita jadi tahu Rijeka ternyata ga jauh dr Opatija. Tetapi sayang alamat hotel kita tidak terdeteksi dengan GPS sehingga kita harus bertanya tanya ke orang disekitarnya. Hotel kita berada di suatu jalan yang panjang dan naik ke atas bukit, bukan dipinggir laut seperti yang kita bayangkan sewaktu memesan hotel ini.
Sesampai di hotel jam 12:00 dan ternyata petugas hotelnya bilang kalau maksimal jam 9 check in. Tetapi karena dia berbaik hati kita diijinkan masuk, alhamdulillah. Satu lagi masalah malam ini, tempat parkirnya full. Jadi kita berusaha sebisa mungkin nyempilin mobil diantara mobil yang ada. Untungnya pemilik hotel mau menggeser sedikit mobilnya ke pinggir dan akhirnya si peugeut 308"" bisa masuk.
Opatija, 13 Aug 2013.
Waahh hari ini rada "nyantai dan belehe lehe, karena semalam nyampenya dah malam bgt, lagian dira agak demam. Mama bangun jam 6 tetapi tetap bermalas malasan sambil facebook an hhaahhaaaa...... Mufid,dira dan papa masih pulas tidurnya. Jam 8 dira dah bangun dan langsung minta main air di bathup. Alhamdulliah, dah ga terlalu panas badannya. Sembari main air di bathup, mama tak ketinggalan memainkan sendoknya untuk menyuapin nasi utk dira. Maklum susah nyari golden time gini sehingga dira mau buka mulut hahaha.....selesai dira dan mufid mandi dan beres beres akhirnya jam 10 baru kita keluar dari hotel.
Kita langsung turun ke bawah menikmati pantainya. Tetapi heuuhh dimana mana orang bejemur, bahkan byk yg topless. Kasian mufid dan dira liat yang begituan. Jadinya kita memutuskan utk pindah ke bagian pantai yg lain yang sepi. Disini Mufid dan dira senang sekali dikasih roti utk dibagikan ke ikan ikan di laut. Senangnyaa ikan dikasih stock brood dari Holland hahaha.......
kita juga mengelilingi kota opatija. Bangunannya klasik juga teapi sepertinya masih baru baru dengan warnanya yang norak norak, orange, kuning. Puas di opatija, kita lanjut bermain di rijeka. Sepertinya rijeka lebih besar daripada opatija. Rijeka dipenuhi gedung gedung klasik yang bagus dengan warna yang cukup keras. Sampai jam 4 kita bermain di Rijeka, langkah selanjutnyaw menuju bologna italy.
1 jam dari rijeka melalui E61 langsung kia masuk border Italy. Begitu keluar jalan kecil E61, kita masuk ke A4 (A28 venezia). Kita langsung bertemu dengan gerbang tol utk mengambil tiket tol, hmmm bayar berapa yaa...?...? Ternyata 20.40 euro....beuh mana ada bayar tol sampai 250 ribu di Indonesia heehehehe
Sesampai di hotel Fiera di bologna, Papa check in dan abis itu kita langsung jalan ke torre degli Asinelli and Torre dei Garisenda (The Two Towers), Piazza di Porta Ravegnana. 9AM-6PM.
The main symbols of Bologna, built in the 12th century. Torre degli Asinelli is 97.20 metres tall (330 feet), with 498 steps and an incline of 1.3 meters (4 feet). Torre dei Garisenda (closed to the public) is 47 metres (162 feet) tall and has a lean of over 3 metres (10 feet). €3 to climb the torre degli.
Kemudian kita lanjut ke Palazzo D'Accursio/Palazzo Comunale, Piazza Maggiore 6, a 14th-century palace. Don't miss its enormous main staircase, which was designed to be used by horse drawn carriages. Home to the Municipal Art Collection and the Museo Morandi.
Sampai jam 10.30 kita balik ke hotel dan akhirnya kita makan malam dan sholat dan tidur pulas. Sampai besok sayaang sayangkuu......
Bologna, 14 agustus 2013
Haahh hari rabu sudah, masuk hari keenam Asradya vakantie in d zommer. Pagi ini kita berangkat telat, jam 10.30. Karena kita bingung apakah menuju Roma pakai train atau pake mobil. Setelah dipikir pikir lagi akhirnya kita putuskan naik mobil aja, karena rasanya lbh ribet naik train. Karena kita membaca di berbagai source di Roma ribeut kalo nyetir karena jalannya kecil dan parkirnya susah. Tetapi mengingat bawaan banyak dan kasian anak anak harus panas panas nungguin kendaraan umum akhirnya kita bawa mobil aja.
Begitu keluar hotel ga jauh langsung masuk tol A1 yang panjangnya 350 km. Bologna-Roma jauhnya 386 km. Bismillah...bayarnya 25.60 euro. Alhamdulillah lancar sampai kota Roma dan alhamdulillah juga hotel kita di tengah kota, sebelahan dengan toko zara hahhaaaa.....jadi pengen shopping....cling cling :-)
Sampai Roma jam 3 sore, makan dan istirahat dulu di hotel. Karena terlalu panas dan di check di accuweather 39 derjat, makanya kita istirahat dulu. Setelah berkurang panasnya jam 5 sore barulah kita keluar dengan jalan kaki saja karena niatnya cuma jalan kaki yang ke tempat tempat sekitar hotel yang memenag sudah di pusat wisatanya. Hotel kita cuma 900 m dari St. Peter basilica- Vatican. Kita juga sempat masuk ke gereja nya. Semua yang masuk ke dalam gereja harus berpakaian rapi dan tdk boleh berpakaian sexy, banyak juga yang ditolak masuk karena tidak berpakaian yang pantas. Waahh bagus nih peraturannya cocok buat diriku yang ketutup semuah hahhaaaa
Sampai jam 8 kita puas menikmati Vatican, akhirnya kita berjalan ke castle St angelo. Kemudian kita mau ke Colloseum naik metro, tahunya kita nyasar ke old townnya yang kayak labirint, ga tahu mau jalan ke arah mana. Tahunya kita nemu tempat rame dan baca baca nama toko sekitarnya, ternyataa itu Pantheon. Hahhaaa......lucu bgt.
Selesai pantheon kita berjalan lagi mencari stasiun metro, ternyata nemu lagi gedung yang bgs banget, tetapi kita kelaperan, krn nyasar. Akhirnya kita makan fish hamburger di Mc donald. (Utk pertama kalinya kita makan di mc d di eropa ;))....bismillah, semoga fish burgernya halal.
Selesai makan, mufid jadi ceria, semangat jalan dan semangat nanya nanya ttg sejarah Roma. Akhirnya kita lanjutkan ke gedung yang berlampu megah tadi. Setelah berjalan ke sana ternyata byk bgt turis turis yang berphoto disana. Setelah cek tulisan dimana mana trrnyata itu Piazza Venezia....hmm puasnya bephoto photo disana. Kaki dah capek, dan kasian juga mufid karena dah bejalan sejauh itu tetapi stasiun metro belum ketemu juga. Akhirnya kita jalan terus ke arah Colloseum. Sepanjang perjalanan piazza Venezia ke Colloseum, Mufid heboh bertanya ttg Sejarah Roman karena byk sekali reruntuhan istana yang di abadikan disepanjang jalan itu (Roman Forum)
Puas berphoto photo di colloseum, akhirnya kita nemu stasiun metro. Begitu mau beli tiket metro, petugasnya bilang kalau metro terakhir jam 11.30, sedangkan jam sudah menunjukkan 11.30. Hmmm ga mau ngambil resiko akhirnya kita stop taxi dan langsung pulang ke hotel.
Heuhhh ramenyaaaa Roma, dan puanass sekali. Tetapi puas bisa liat keindahan Roma diwaktu malam, besok pagi kita akan lanjutkan melihat Roma diwaktu siang. Sebelum istirahat tiba tiba penasaran dengan whatsapp.......ada kabar apakah di whatsapp sampai detik ini?? kita pun keluar dari kamar menuju ruangan yang sinyal wifinya lumayan kuat.
Ternyata........Innalillahi wainna ilaihi rajiunn.....ternyata tgl 9 agustus Nino dah meninggal. Makanya selama liburan ini sering bgt kepikiran Nino, ttp karena hp ga bisa connect wifi jadi berdoa saja semoga nino cepat sembuh. Ternyataa.....ya Allah berilah kebahagiaan utk Nino disana, amiin. Kasian Bagas, masih 5 tahun ga punya bunda lagi, sedih ngebayanginnya. ya Allah.....ya Rabbi, berilah kebahagiaan utk keluarga yang ditinggalkan juga, amiin.
Ga bisa tidur sampai malam, chatting ama yaya. Cerita ttg Nino yang ternyata dah tahu kena kanker sejak 2 thn yang lalu, ttp ga pernah cerita ke siapapun, bahkan ke mas Suwardi, suaminya sendiri. Yaya tahu justru dari bu Gina ponakannya mas Suwardi pas bulan April kalau nino kena kanker. Mas suwardi bulan Juni dipanggil rumah sakit Dharmais bilang kalau kanker nino sudah stadium 3. Sempat operasi pengangkatan indung telur, kemudian 2 hari di rumah ternyata dinyatakan kalau kankernya sudah sampai ke paru paru. Innalillahiwainna ilaihi Rajiuun......ya Allah jauhkanlah keluarga kami dari penyakit ganas ini ya Allah.
Jam 2 malam barulah mata bisa dipejamkan.....kangen ama Nino, dah lama ga ketemu nino dan ga akan pernah ketemu lagi.
Roma, 15 Augustus 2013.
Kebangun jam 7 pagi utk sholat subuh, tetapi hati ga bisa boong. Kesedihan karena berita semalam ttp menyelimuti hatiku. Tetapi kita harus jalan jalan ke kota. Kita jalan ke Villa borghuese, Piazza republica, fontana de trevi. Wuuiihhh byk banget orang di trevi sampai ga sanggup mendekat ke airnya ditambah lagi suhu roma yang sampai 39 celcius. Hmmm...... Ga kuaatt, syukur tadi malam kita dah puas liat semuanya, ga sanggup jalan sepanas ini. Keriingg.
Ga habis pikir di Roma banyak banget orang aneh. Sewaktu Kita makan di Mc d semalam, ada ibu ibu yang bawa koper tiduran pakai selimut di kursi mcD. Kemudian sewaktu kita sudah hampir selesai, masuk lagi bapak bapak yang ngomong sendiri sambil ngeliat kaus kaki yang baru dibelinya dan marah marah sendiri. Hiiiii ngeri deh akhirnya kita buru buru keluar. Terus semalam pas kita masuk stasiun metro ada bapak bapak ketawa ketawa ke Mufid. Dan Mufidpun jadi senyum senyum ke orang tersebut. Sampai akhirnya Mufid sadar kalau dia org jahat karena dia masuk stasiun metro tanpa tiket, buru buru setelah orang lain masuk. Kemudian di stasiun Republica, kita nemu dompet persis didepan eskalator pas naik. Dompet diambil papa dan manggil manggil orang didpn kita mau nanya apakah dia dompetnya jatuh. Eee tiba tiba orang bertampang aneh dibelakang kita berusaha ngerebut dompet itu dan ngaku ngaku kalau itu dompetnya. Si papa dengan beraninya bilang, "noo.....it's not yours. Dan syukurnya langsung ada petugas metro dan langsung dikasih dompetnya ke petugas tsb. Orang itu marah dan tereak k kita. Hiii takutnyaa ;(
Akhirnya jam 2 siang kita putuskan balik ke hotel dan langsung ke Firenze. Kita melewati highway A1 roma - Firenze sud dengan tol seharga 16.80 euro. Kita langsung ke Piazza Michael Angelo. Dari Piazza ini kita bisa puas melihat kota Firenze dari atas, dan bisa turun ke bawah langsung ke Old townnya Firenze. Mobil luar Firenze dilarang masuk old town nya dan apabila masuk bisa kena fine 140 euro, makanya kita cuma bisa jalan kaki memasuki old town ini.
Biar anak anak ga rewel nunggu Papa memuaskan hobby photography nya, mereka dikasih ice cream hahahhaa.
Puas menikmati firenze sampai malam, jam 10 malam kita ke hotel di Montecinni. hehehee ga nyangka kalau tol A1 firenze - montecinni cuma 2.6 euro karena cuma 50 km. ......hmm nyampe hotel anak anak tertidur lelap.
Montecinni terme, 16 agustus 2013
Kita ga keluar pagi, jam 12 siang baru berangkat dari hotel menuju Pisa toren melalui (strada staale aurelia ) E67sejauh 50 km dari hotel. Cuma bayar tol 2.80 euro. Sesampai di Pisa kita langsung ke The Piazza de Miracoli or Field of Miracles is to the north of central Pisa. It's an UNESCO World Heritage site and contains the city's most famous sights:
Torre Pendente (Leaning Tower). The structure was originally conceived as the cathedral's bell tower. Construction began in 1173 and the tower started leaning soon afterwards due to subsidence of the ground underneath its base. A project to keep the tower from leaning more and tipping over finally reached a successful conclusion in 2001, and the tower is again open to those wishing to climb it. Climbing the tower requires a reservation-based ticket for €15. Tickets can be bought for the tower on the day, for a specific entry time. This could be 45 minutes to 2 hours after the purchase time, but there is a lot to see while you wait. It is better if you buy tickets online for €17 well in advance at [4]. Warning, the tickets are non-exchangeable, effectively non-refundable, and only good for the tower, so they're a bit of a risk to purchase in advance. Make the effort to climb, though, and you'll be rewarded by the view.
Jam 16:00 kita lanjut jalan ke la spezia. A15 95 km ke la spezia ke kampung riomaggiore, kampung paling selatan. Kampung di la spezia ada 5 yang harus di kunjungi. Semoga sempat ya. Pemandangan jalannya dipenuhi pergunungan alpen dan kiri kanan penuh dengan ladang zonnebloemen. Keluar dr ke la spezia, kita bayar tol 6.70 euro.
Masuk kota la spezia.....waaww kereenn, kota di pinggir danau dan dilereng bukit, indah sekali. Kemudian dengan melewati jalan mendaki dan belok belok tajam akhirnya nyampe di Cinque terre.
Kampung pertama yang kita tuju adalah Riomaggiore.
Riomaggiore is the southern-most of the 5 Terre. During the day you can hear bell towers chiming and at night the frogs are in frenetic chatter as small boats go night fishing for anchovies and other fish using lights to attract the fish. Riomaggiore also has an ancient stone castello, about which little has been written. An information sign outside explains that first mention of the castello appeared in a document from the mid-500s, which already described it as “ancient”. Its quadrangular walls with two circular towers were built to protect the citizens in case of an attack from the sea. In 800, the castello became a cemetery, and parts were destroyed to adapt it to its new function. Nowadays it is one of the monuments of the Parco Nazionale delle Cinque Terre. Most of the action in Riomaggiore is on the main street, Via Colombo, where there is an assortment of cafes, bars, restaurants, and of course, gelaterie. There are also alimentari shops selling the typical yummy Italian fare: fresh fruit (strawberries, cherries, and nespole), an assortment of salumi (salami, mortadella and the like), cheeses, olives, etc. These are good places to stock up for the hikes into the hills, although all of them are not very far from a town. Bar & Vini, perched on the side of the mountain above the sea, is excellent place for a summer night. The place had the usual mix of tourists and local families with their kids, even well into the night.
Wuihh jalan menuju kampungnya sempit mendaki dan tidak sebagus jalan di Austria. Semakin ke atas pemandangan semakin indah, banyak mobil kiri kanan berhenti utmuk menikmati pemandangan bebatuan dan bukit bukit diatas laut. Indah sekali...subhanallah. Kita terus kira kira 10 km ke kampung riomaggiore. Sesampai di kampung tsb, tnyata mobil tidak bisa turun sampai ke kampungnya, kita harus parkir mobil dgn harga parkir 3.5 euro per jam dan harus jalan kaki ke bawah sampai persis dibawah pinggir laut. Jalan ke bawah bertangga tangga, capek juga sambil mendorong stroller dira, turun aja dah gempor apalagi mikirin naiknya nanti ;) tetapi sesampai dibawah, cukup terobati capek kakinya melihat pemandangan ke laut. Apalagi Mufid, sempat sempatnya berenang ;) puas Mufid berenang dan berphoto.
Akhirnya kita naik ke atas.....pffiuhhh gempoorr naik ke atas sambil dorong stroller dira. Tapi kita sempat beli calamaries and shrimp goreng, jadi lumayan Mufid dan Dira bisa jalan sambil ngemil ke atas sampai parkiran mobil. Tapi kasian Dira, lagi enak enaknya makan udang, tiba tiba teriak karena giginya sakit.
Tangisnya ga berhenti henti sampai akhirnya berhenti di jalan menuju kampung kedua Manarola.
Manarola is a town filled with boats, at least on the lower part of it. Covered boats of all kinds line the main street, but it is hard to say when they had last been out. There are many lovely places to eat and drink in Manarola. La Cantina Dello Zio Bramante serves acciughe (anchovies) fresh from the sea, with lemon, olive oil, and fresh, crusty bread. Aristide Café had the cheapest espressi macchiatti (70 cents), the first bar encountered if walking from Riomaggiore (a paved, easy, path that goes by the sea, and takes about 15 minutes or so). It turns out that Manarola also has the best gelateria of all the towns: 5 Terre Gelateria e Creperia, on Antonio Discovolo next to the Farmacia which is next to the COOP 5 Terre. Manarola also has a nice little swimming area. It’s a little cement pier next to some big rocks that you can wade out from, into the blue blue waters. It gets deep fast, so it's possible to dive off the end of the pier. Plenty of caves and coastline to explore, and underwater rocks. There are also a few more swimming holes farther on, accessible from the Blue Trail, not far from the gate beyond which the trail pass is required. There are stairs going all the way down to sea level, and a small little terrace about half-way down with picnic tables where you can see locals enjoying a simple lunch. There are lots of sharp mussels and barnacles down by the rocks, but otherwise the swimming is fantastic here too, without many people.
Begitu sampai di depan kampungnya, kita harus parkir lagi dan harus turun lagi ke bawah sampai ketemu laut dan pemandangan ke atasnya. Heuhh kebayang kan dira dah sakit gigi, capek kaki turun naik dari kampung Riomaggiore tadi aja belum hilang harus turun lagi berpuluh puluh tangga ke bawah. Terima kasih deeh dan sampai jumpa manarola hahhaaaa.....
Akhirnya Dira tertidur dan kita masih semangat untuk lanjut ke kampung ketiga Corniglia
Corniglia: Farther along the Blue Trail there is a stone beach that offers much easier access to the water, and also more people. At the Corniglia train station, the path gains height to reach the town, which sits 300 feet above the Ligurian Sea, the only one not near sea-level. The road passes lemon trees, vines, lilies and vegetation of all kinds, and in May the air is full of the perfume of flowers.
Corniglia feels smaller and quieter, but just as quaint as the other towns. Bar Nunzio serves 2 euro glasses of local wine—with a complementary bowl of local olives— under some yellow umbrellas near the statue of Corniglia himself. There is a little piazza with a communal olive press where you can sit and pass the time. There is also a tower, but it is not very high.
As Corniglia is atop a large hill, it is only reachable from the train station by either climbing the 365 steps up the hill ("one for each day of the year") or also there is a bus run by the Cinque Terre National park that takes people up to Corniglia and back down again. This is a must if you are carrying suitcases. The bus only runs from 7am - 8pm, and starts at 8am on the weekends.
Sebelum sampai dipuncak kita berhenti sholat ashar di pinggir jalan dan jelas terlihat kampung Manarola. Segera kita ambil photonya pakai lensa f 70-200 dan cihuuyy dapat jg photonya, walaupun ga akan sebagus kalau kita turun k kampungnya.
seharusnya ada train stasion yang menghubungkan dr kampung ke kampung di cingue terre tetapi karena kita sudah terlalu malam maka kita putuskan untuk melihat pemandangan dari atas saja. Ini train stasiunnya.
Kemudian selesai sholat kita putuskan melanjutkan perjalanan ke Corgeno tempat hotel kita selanjutnya yang masih 300 km lagi jaraknya, sedangkan jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Begitu dimasukkan alamat hotel di corgeno ke gps, ternyata gps menunjukkan arah yang sama dgn arah ke kampung Corniglia. Tetapi dilihat dari gps jalannya keritiiing banget agak agak ngeri juga ngebayangin malam malam jalan di hutan diatas bukit berliku liku tajam ga ada safety nya. Tetapi karena percaya GPS akhirnya kita teruskan jalannya.
Semakin lama jalannya semakin jelek dan semakin sempit. Sekali kita terpaksa belok kiri sedangkan GPS menyuruh belok kanan, karena jalannya ditutup. Akhirnya GPS recalculating dan menyuruh kita melanjutkan jalan lagi sampai akhirnya ketemu kampung keempat ; The Blue Trail from Corniglia to Vernazza, the next town to the north, is a dirt path that starts off in an olive grove above the town. It keeps climbing and things get a bit sweaty and steep in some places, with many stone steps and a few switchbacks. Nothing too strenuous though. The trail along the sea affords great backwards views of both Corniglia and Manarola. In half way between Corniglia and Vernazza you meet Prevo, a tiny hamlet of Vernazza, the most high and most impressive spot of Sentiero Azzurro at 208 meters above sea level, that overlooking on the famous Guvano Beach. Vernazza is approached from above and its two ancient towers are in prominent view (they close at 19:00). The town itself has a maze of tiny streets that eventually lead down to the main street. At first sight, Vernazza seems a little rundown. The paint on the buildings around the beach area is peeling off in large sections, but don’t let that put you off. Vernazza is lively and boisterous and has a great night scene, two clock towers, a beach, boats, and a large public space with umbrellas and tables. The beach area is a small sandy strip that is not the best swim spot (there is only a small section of water roped off for swimming, beyond which are boats and then the open sea), but it is safe for kids and free of sharp bivalves.
You can spend the evening having wine along the main street below the train station, lounging on a quiet bench above the town beside hotel Gianni overlooking the sea, or by the sea, watching the mountainous coastline zigzag in and out, hiding Monterosso.
Ternyata ohh ternyata.......sesampai di kampung Vernazza jalannya putus. Whaatssss......Astagfirullahal adziimm. Akhirnya kita ga percaya GPS lagi. Kita putuskan balik lagi ke La Spezia. Kita harus melewati jalan berliku liku tadi 20 km lagi. Ya Allah......bismillah, akhirnya kita balik ke la spezia. Malam makin gelap, satu jam melewati jalan berliku liku, sempit dan tebing jurang yang dibawahnya laut wiiiiii ngerinyaaa.
Sesampai dibawah, di kota La spezia, alhamdulillaaah. Terima kasih ya Allah, selamat juga, keluar dari jalanan tak beradab hihihii......
Akhirnya sesampai di la spezia, barulah kita masukkan ke gps alamat hotel dan taraaaaa.....arrival timenya jam 24:58. Langsung kita masuk diarahkan ke A15 dan lanjut ke A1 arah Milano. Dan sekarang tepat jam 23:00, masih 203 km lagi kita baru sampai ke hotel. Mufid dan Dira dah tertidur lelap, Walaupun sekali kali Dira terbangun dan memegang giginya yang sakit.
C'mon honey bunny Papa chayank:-) yang semangat nyetirnya ya!!
Setelah 133 km di A15 lanjut 96 km A1 menuju Milano. Masih tersisa 70 km lagi jalan yang belum tentu jalan tol, kemungkinan bergunung gunung lagi. Duh semoga ga separah jalan di cique terre tadi. 3.5 km lagi keluar dari A1 kita ketemu gerbang tol La spezia-milano dgn cost 20.50 euro. Selanjutnya kita harus ngambil kanan menuju A50 sedangkan Milano terus A1. Kita harus Melewati A50 sepanjang 33 km lagi dgn tol seharga 2.80 euro. Kemudian lanjut 21 km di A8. Akhirnya sampai di hotel......haahh perjalanan yang menegangkan.
Sampai jam 12 siang kita lanjutkan perjalanan ke Switzerland Interlaken. Masha Allah pemandangan Alpen kiri kanan sangat sangat indah dan menyejukkan, lebih bagus daripada Alpen di Austria. Setiap km perjalanan selalu bertemu danau dengan air yang hijau dan bukit yanghijau yang dihiasi oleh perumahan penduduk yang khas, berbunga bunga disetiap jendelanya.
Di Interlaken kita juga disuguhkan dengan pemandangan alam yang sangat sangat indah, mulai dengan danau dan sungai yang airnya semuanya berwarna hijau......waaww indahnya. apakah begini indahnya surga?? heheheee Mufid mulai ngayal :-)
Di danau Brienz and Thurn Mufid sempat berenang, wiiii kebayang dinginnya airnya Fid, tapi dia keuekeuh mau berenang. ya sudahlah.....:-)
Puas bermain di Danau kita mengidari kota interlaken yang kecil dan sempat makan lagi di Mc donald karena lapar dan bekal sudah habis. Tapi ingat kita cuma makan Patat dan fish burger :-) yang lain takuuutt.....ga halal.
diperjalanan dari lucerne ke hotel di hasliberg Reuti, kita menemukan tempat yang paling indaaaahhhhh sekali, dan sangat-sangat dingin. Namanya Grimsel pass. CUma mama papa yang berani turun mobil saking dinginnya dan costum kita ga menunjang untuk suhu 4 derjat :-) tapi sungguh rugi kalau tidak diabadikan.
Hasliberg Reuti 19 Agustus 2013
Pagi yang sangat sejuk dengan pemandangan yang hijau disekeliling hotel membuat kita malas dan pengen tidur lagi tetapi hari ini adalah hari terakhir liburan panjang kita. Hari ini kita planning ke Lucerne dan Basel dan kalau sempat lanjut ke Zurich malamnya lanjut pulang ke Schiedam melalui Luxemburg, kira kira 800 km perjalanan...............good luck Papa!! kebayang capeknya ;-(
Sesampai di Lucerne kita langsung ke old town dan berphoto photo dan menikmati jembatan nya yang penuh bunga.
Tetapi karena sudah terlalu sore dan ada traffic parah di tol menuju Basel kita urungkan niat mampir ke Basel dan Zurich, kita lanjut pulang ke Schiedam. melalui tol A4, D 500, A35 dan A 31.
Heuhh udah jam 4;01 dini hari baru masuk di A31 tujuan luxembourg. Kapan nyampenya yaaa. 408 Km lagi baru sampai Schiedam, ujan gede dan kabut.....lindungi kami ya Allah.
381 km lagi menuju schiedam kita masuk luxembourg.
Kemudian lanjut ke A6 menuju bruxelles...weitsss ga lupa ngisi bensin murah dulu di luxembourg 37 euro, 1.349 euro/lt. sholat subuh dulu aah di rest area Luxembourg. Jalanan highway Luxemburg terang benderang maklum negara kaya raya dan sangat beda bgt ma jalan tol France dan Belgia.
Jam 7 Pagi sampai di Schiedam dan Papa harus masuk kerja. Tapi karena ga kuat maka diurungkan niat kerja dan tambah cuti sehari lagi....molorrrr :-)
Sungguh perjalanan dan holiday yang sangat panjang 5000 an km keliling Eropa dalam waktu 10 hari. Jadi pengen ngulangin lagi, kangeeennn Eropa :-)
No comments:
Post a Comment