Duuhhh dah sejak 23 November 2011 ijin tinggal ku di Belanda habis, tapi sampai sekarang, 31 Desember belum juga dapat pengganti yang baru. Setiap kali ditanya ke IND (De Immigratie- en Naturalisatiedienst)mereka selalu bilang tunggu saja, paling 3 minggu lagi akan datang surat untuk menyuruh kamu ngambil verbijft yang baru. heeuuhhh lamanya kerjanya IND ini. Gawat juga kalau misalkan mau keluar negeri, apalagi sebentar lagi kita mau liburan ke Spain, kalo sampai Verblijft nya belum kelar juga bisa-bisa batal nih pergi jalan2.
Ternyata birokrasi di Belanda ini bener2 panjang dan nyebelin. semuanya lama. BElum lagi urusan internet kita yang di Papendrecht. Kontrak kita dengan KPN cuma sampai 23 september 2011. Sejak July kita sudah bilang ke KPN kalau kita tidak mau perpanjang lagi service internetnya, karena kita sdh pindah ke Schiedam. Ternyata sampai sekarang kita tetep ditagih untuk membayar iuran bulanan. Heuuhhh londooooo londooo kalo urusan duit aja cepat diurusin, tapi kalau sampai kehilangan duit dibuta njelimet sampai kita pasrah.
Urusan asuransi kita yang minta dinaikkin preminya dalam sehari langsung jadi, sedangkan urusan KPN kita yang minta diterminasi kontraknya sampai sekarang ga kelar2. heeuuhh manusia maruk, aneh bgt orang-orangnya.
Tiba-tiba pagi ini Mufid minta satu keinginan yang sangat berat untuk dipenuhi.
Mufid : Mama, Mufid pengeeeeeennnnn bgt punya adek laki-laki
Mama : kenapa, kan DD udah ada Adek Mufid
Mufid : tapi kan DD cewek, Fid pengeeennn adek cowok.
Mama : Enggak ah Fid, ntar nakalnya sama ama Fid, pusing mama
Mufid : Mufid janji kok Ma. ga nakal lagi, ntar Fid ajarin adek cowok Fid itu biar ga nakal juga, jadi mama ga pusing.
Mama : bingung, mau jawab apa lagi...............:-)
Kalo papa tahu percakapan ini, pasti Papa langsung pro Mufid, soalnya Papa pengen banget punya anak satu lagi, sedangkan mama "NO WAY" cukup dua saja. Yang penting kualitas, bukan kuantitas.
Kadang memang ada keinginan untuk punya anak lagi, tapi rasanya untuk hamil di negeri kincir angin ini kok rasanya berat banget. Semua urusan harus kita yang ngerjain sendiri, gimana kalo nanti aku hamil yang kerjaannya muntah2 terus, ga kuat masak. Pasti semuanya terlantar, haahhh ga kebayang kacaunya keaadaan selama 9 bulan hamil, belum lagi nanti kalo sudah melahirkan hiiiiiiiiiiiii repoooottt.
Yang bikin ga mau hamil lagi pelayanan kesehatan disini. Memang bagus, aku akui tapi semuanya harus ditindaklanjuti dengan yang alamiah, kalau melahirkan sebisa mungkin senormal2nya. kalau ga bisa keluar dipaksa dengan vakum ,tang haahhh ngeri deh.
Maafin Mama yaa Pa, Mufid.................ga mau mengikuti keinginan mu.
5 siung bawang merah (besar, kalo pakai yang kecil gunakan 10 siung)
2 batang sereh
4 batang daun bawang
1 ruas kunyit (sebesar kelingking)
1 ruas laos (sebesar 2 jempol tangan, bisa diganti dengan 1 sendok makan laos bubuk)
1 ruas jahe (sebesar jempol tangan)
1 sendok makan merica bubuk (peres /tidak full)
5 lembar daun salam
Langkah Pembuatan:
Haluskan ketumbar dan kemiri dan potong-potong bahan lainnya (bawang merah & putih, daun bawang, jahe, kunyit, sereh) untuk mempermudah penghalusan bumbu.
Giling semua bumbu tersebut (kecuali daun salam) menggunakan chopper.
Biasanya pada proses ini bahan-bahan tersebut agak susah halus.
Untuk mempermudah penggilingan bumbu sehingga didapatkan hasil yang halus, masukkan minyak goreng sekitar 2 sendok makan.
Goreng bumbu halus di dalam 1 liter minyak goreng, masukkan sedikit demi sedikit agar tidak meluap.
Goreng sampai bumbu mengering dan berwarna kecoklatan.
Saring minyak untuk memisahkan bumbu goreng (ampas) tadi dengan minyaknya. Setelah minyak dingin, simpan Minyak akan dipakai sebagai minyak sayur (minyak bumbu) sedangkan bumbu dalam botol.
Goreng (ampas) digunakan untuk memasak ayam.
Bagian 2: Memasak Ayam
BAHAN:
1 dada ayam fillet
4 potong paha ayam lengkap (atas-bawah)
1 kotak jamur merang ( champignon) berat 400 gram, boleh lebih atau kurang sesuai selera
5 sendok makan kecap manis
3 sendok makan saus tiram
1 sendok makan garam
1 sendok makan gula pasir
1 sendok makan merica bubuk
Daun bawang, daun jeruk
Bumbu goreng dari proses pembuatan minyak sayur. Jika lain kali tidak sedang membuat minyak sayur sehingga bumbu goreng ini tidak tersedia maka bisa digunakan minyak sayur sebanyak 7 (lima) sendok makan.
Langkah Pembuatan:
Potong-potong ayam ukuran dadu sekitar 1 cm dan jamur merangnya
Bumbu goreng (ampas) sebagai bahan dasar untuk bumbu ayam.
Rebus bumbu goreng dalam 1 liter air sekitar 15 menit.
Saring hasil rebusan bumbu tersebut, ambil airnya dan buang ampasnya.
Masukkan potongan ayam dan jamur terlebih dahulu. Aduk rata 5-10 menit, kemudian masukkan potongan daun bawang dan daun jeruk.
Terakhir, masukkan merica bubuk, gula pasir, garam, kecap manis dan saus tiram. Rebus hingga asat (kurang tahu bahasa Indonesia-nya).
Inilah hasil akhirnya.
BAKSO WONOGIRI (3 ETCS) Resep dan metode pembuatan bakso
BAHAN UNTUK 1 KALI GILINGAN (1/4 kg daging):
1/4 kg daging tanpa lemak (bisa daging sapi, ayam, atau ikan)
Sekitar 50 gr tepung tapioka (= 3 sendok makan full)
2 siung bawang putih
Putih telur dari 1 butir telur
1 sendok teh garam (peres)
1/2 sendok teh merica bubuk
Penyedap secukupnya, sedikit aja (bisa pakai kaldu blok atau vetsin (= 1/2 sendok teh))
Sekitar 25 cc air es/dingin (= 2-3 sendok makan), kalau kurang nanti bisa ditambahkan saat penggilingan, sedikit demi sedikit.
Potong-potong daging kecil-kecil untuk memudahkan penggilingan.
Masukkan semua bahan bakso ke dalam chopper ini (daging potong, putih telur, garam, potongan bawang putih, merica bubuk, penyedap/kaldu, air es).
Tutup, pasang motornya dan giling sampai halus. Coba jalankan chopper sekitar 1 menit dahulu dan cek. Jika adonan terlalu kaku tambahkan air es sedikit demi sedikit dan giling lagi. Hasil akhir seperti gambar diatas.
Siapkan air hangat/panas dalam panci yang akan digunakan untuk merebus bakso.
Jangan lupa cuci tangan sampai bersih. Ambil adonan pakai tangan kiri sementara tangan kanan pegang sendok.
Celupkan/basahi sendok dengan air dingin agar adonan tidak lengket ke sendok (dilakukan setiap adonan terasa nempel di sendok) sewaktu membentuk bulatan bakso.Remas (“diplotot” kata orang Jawa) adonan yang di tangan kiri tadi dan ambil dengan sendok, adonan yang keluar dari lingkaran yang terbentuk oleh jari telunjuk dan jempol. Untuk langkah ini diperlukan pembiasaan agar bentuk bakso bisa bulat.
Masukkan bakso tadi ke panci berisi air hangat yang telah disiapkan, lakukan sampai semua adonan telah menjadi bulatan.
Rebus bakso. Diperlukan waktu sekitar 10-15 menit dari saat air mendidih sampai bakso matang. Sebenarnya bisa ditandai dari mengapungnya bakso sebagai pertanda telah matang.
Catatan: pada proses perebusan ini akan terbentuk buih-buih di permukaan air, buang buih-buih ini menggunakan sendok agar air rebusan tidak meluapluap. Air sisa rebusan bakso bisa dimanfaatkan untuk kuah.
Angkat dan tiriskan.
Jika bakso yang dibuat dirasa terlalu banyak untuk dikonsumsi sekali, setelah bakso dingin bisa dilakukan penyimpanan dengan memasukkan dalam plastik (gunakan plastik bening agar tidak bau) dan kemudian masukkan ke freezer. Asal pembekuannya baik bisa tahan lebih dari seminggu. Saat akan mengkonsumsinya kembali cukup rendam dengan air hangat sampai lunak kembali, dan rebus lagi dalam kuah bakso.
1/4 sendok teh vetsin (bagi yang tidak suka bisa tidak memakainya).
Rebus mie kuning: segala mie telor bisa dipakai. Untuk di Belanda yang cukup cocok adalah Chinese Eirenmie buatan Conimex. Hasil terbaik akan didapatkan jika menggunakan mie basah, dan untuk itu tersedia Mie Ramen (ada di Xotus (Oriental group), buatan Singapore dan ada label halal-nya), tapi harganya lebih mahal.
Kemudian tiriskan.
Aduk semua bumbu dalam mangkok/piring sementara mie direbus.
Campurkan mie dengan bumbu dalam mangkok/ piring.
Tambahkan ayam dan bakso di atasnya dan tambahkan sekitar air yang tersisa di rebusan ayam untuk mendapatkan kuah yang gurih.
Tambahkan sayuran, bisa: sawi, pakcoy atau kol. Tambahkan bawang goreng. Jika suka tambahkan pula irisan daun bawang.
Untuk kuah bisa menggunakan air kaldu atau air putih biasa yang mendidih secukupnya.
Bagi penggemar makanan pedas bisa ditambahkan sos sambal, atau hasil ulegan cabe merah.
Inilah hasil akhir Mie Ayam + Bakso Wonogiri
Note:
Bumbu minyak (minyak sayur) biasanya berlebih. Bisa disimpan untuk membuat mie ayam berikutnya sehingga tidak perlu menyiapkan bumbu seperti proses di atas lagi. Untuk memasak ayam, bumbu goreng (ampas dari pembuatan minyak sayur) bisa diganti dengan bumbu minyak tersebut.
Hidup........................memang harus dinikmati disetiap detiknya, karena kita tidak bs mengulangi waktu yang telah berlalu. PAda dasarnya kehidupan manusia ini terbagi atas 5 fase. Ini kata-kata yang aku dapat dari hasil obrolan aku dengan ibuku tersayang melalui telpon. Aku tidak bisa untuk tidak menelpon Ibu/Pa melebihi seminggu. Minimal sekali seminggu aku harus menelpon mereka. Mulai dari cerita apa saja sampai cerita yang rada2 serius.
Waktu itu aku bertanya ke Ibu, ngapain aja ibu di rumah berdua aja sama Apa? yaahh ibu menjawab, yaaa sholat, ke mesjid, baca alquran. yaaahh itulah Ibu dan Apa, masuk fase berdua sekarang dan mempersiapkan diri untuk masuk ke Fase sendiri. Aku mulai berpikir apa maksud dari perkataan Ibu ini. yaahh beginilah hasil kesimpulan ibuku.
Fase pertama adalah : Fase sendiri. Selama 9 bulan kita sendiri di dalam rahim ibu.
Fase kedua adalah : Fase berdua dengan pasangan kita sebelum kita punya keturunan.
Fase ketiga adalah : Fase rame-rame dengan anak-anak kita. Canda tawa sedih marah semuanya heboh pada fase ini.
Fase keempat adalah : Fase berdua lagi dengan pasangan kita setelah anak-anak kita dewasa dan mereka mempunyai keluarga masing-masing. Nah inilah fase yang sedang dijalanin kedua orangtuaku tercinta.
Fase kelima adalah : Fase sendiri lagi, dimana kita harus berpisah dengan pasangan kita tinggal di alam yang lain yaitu alam barzah.
Untuk itulah kita harus menikmati semua fase kehidupan kita ini dengan sebaik-baiknya. Aku emngeluh ke Ibu karena kadang capek ngurus anak-anak, mereka rewel, nakal, ga mau makan, suka stress sendiri. Ibuku ngasih nasehat, nikmatilah semuanya Nak. Ga akan terulang lagi waktunya. Sekarang Mufid umur 5 tahun, sebentar lagi dia sudah mulai menjadi ABG ga mau lagi ikut kemana2, dia sudah punya dunia sendiri dan mungkin ga sampai 15 tahun lagi dia akan meninggalkan kamu, meneruskan kuliahnya ke kota lain atau benua lain. pasti kamu akan merindukan saat2 sekarang ini. Seperti Ibu/Apa sekarang, ingin sekali kalian semuanya ngumpul di satu kota, ga berjauhan seperti sekarang. Tapi keinginan itu cuma tinggal keinginan, ga akan mungkin terwujud, karena kalian punya cita-cita sendiri juga.
Makanya nikmatilah kehidupan sekarang di fase manapun engkau berada anakku.
Hari ini mulai wintervakantie dari tgl 26 Des 2011 sampai 6 January 2012. Rencananya kita ga akan kemana2, berhubung dingin dan Papa harus masuk kerja terus biar nanti bulan February, kita ke Spain PApa bisa cuti seminggu.
Hmm bingung juga di rumah harus ngapain yaa biar liburannya asik. Akhirnya mama ngajak DD dan Fid masak. Fid buka2 buku resep dan bilang pengen bikin Donut.
ya udah, akhirnya Mufid belajar bikin donut. Mulailah Mufid baca resep dan mulai nimbang2 tepung, ngaduk dengan telor. jadi deh adonan. Mufid mulai mencetak nya dan menggoreng. Baru selesai satu donut langsung dimakan. lucu banget.
Besoknya Mufid bangun dan langsung nanya mau masak apa lagi hari ini Ma? hmmm bingung deh, pilih yang gampang aja yaaa........puding aja yaaa......wuenaknyaaa mereka rebutan makan puding, sampai habis. Puding dengan campuran susu yang paling dominan.
Hmmmm dah 20 hari DD berusia 2 thn, tapi DD belum juga bisa ngomong :-( baru bisa bilang Papa, mama, dada (sekali sekali), bumba, pupup, mau................hmmm cuma itu. kenapa yaaa?? tapi setiap konsultasi dengan dokter, selalu dibilang normal. EMang sih DD bagus banget interaksi dengan kita. Kalau dia mau cerita sesuatu selalu diperagakan dengan bener. kayak dia tadi jatuh disana, gimana cara jatuhnya, pasti diceritain disana. Kalau dia mau minta balon, dicobanya memperagakan cara meniup balonnya. haahhh banayk banget yang pengen diomonginnya tapi DD belum bisa, kenapa yaaaa??? semoga bentar lagi DD bisa ngomong dengan cepat, kayak Ariq.
Sekarang semuanya disebut bumba. Minta permen, bilangnya Mama mau bumba..............biskuit juga bumba, pisang juga bumba haaahhhhh semuanya bumba, gara-gara ketagihan film bumba nih. Sampai-sampai sekarng kalu bobok harus pegang bumba, apa aja, boleh coklat, biskuit atau apa aja. Setiap kebangun selalu nyari2 bumba juga. ada-ada aja.
DD sayaannnggg................DD sayaannggg, ada-ada aja
Hari Rabu kemaren, 14 Desember.
Untuk ketiga kalinya selama di Belanda Mufid harus berurusan dengan dokter gigi. Untuk pertama kalinya ke dokter gigi di De Witte Brug, Papendrecht. Kali ini usaha dokter untuk menambal gigi graham Mufid yang berlobang gagal total. Karena dokternya menyuntik gusi Mufid dan Mufid sangat2 takut disuntik. alhasil, Mufid menangis meronta2 dan doktenrya pun menyerah. Akhirnya kita pulang dengan bibir mufid menebal dan bebal karena suntikan doktenrya membuat bibir mufid bebal dan menebal.
Hampir setahun sudah kejadian tersebut. Akhirnya sebulan yang lalu mama bawa Mufid ke dokter gigi yang di Schiedam. Dokternya baik, perempuan cantik. Dengan santainya Mufid masuk ruangan dokter sendiri dan mau disuruh apapaun oleh dokternya dan tidak terjadi perlawanan sama sekali. Malahan keluar dari raung dokter, Mufid malahan dapet kadeutjes.
Terakhir hari Rabu minggu kemaren, gigi Mufid akhirnay berhasil di tambal oleh dokter tanpa ada tangisan atau protes dari Mufid. Tapi mama ga tahu pasti apa yang terjadi di dalam ruangan dokter karena dokternya minta mama ga usah masuk ruangan, biar Mufid sendirian. Mufid keluar ruangan dengan senyum manis dan gigi sudah ditambal.
Mendengar saran dokter kalau didi harus di operasi amandelnya karena terlalu sering terjadi peradangan. Langsung pikiran ku melayang ke hal2 yang jelek, bagaimana kalo operasinya tidak berjalan dengan baik, bagaimana kalau nanti DD kesakitan setelah operasi, bagaimana kalo ini, kalo itu. Haahhhh...............Ya Allah, berilah jalan yang terbaik buat anakku, Nadira.
Untuk menghilangkan waswas ku, ini ada artikel tentang tonsilitis.
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut amandel) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah karana infeksi. Tonsilitis akut sering dialami oleh anak dengan insidensi tertinggi pada usia 5-6 tahun, dan juga pada orang dewasa di atas usia 50 tahun. Seseorang terpredisposisi menderita tonsillitis jika memiliki resistensi yang rendah, memiliki tonsil dengan kondisi tidak menguntungkan akibat tonsilitis berulang sebelumnya, sebagai bagian dari radang tenggorok (faringitis) secara umum, atau sekunder terhadap infeksi virus (biasanya adenovirus yang menyebabkan tonsil menjadi mudah diinvasi bakteri).
Manifestasi klinik yang mungkin timbul pada tonsilitis sangat bervariasi untuk tiap penderita, diantaranya rasa mengganjal atau kering di tenggorokan, nyeri tenggorok (sore throat) rasa haus, malaise, demam, menggigil, nyeri menelan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia), nyeri yang menyebar ke telinga, pembengkakan kelenjar getah bening regional, perubahan suara, nyeri kepala, ataupun nyeri pada bagian punggung dan lengan.
Diagnosis dari tonsilitis akut atau berulang ditegakkan terutama berdasarkan manifestasi klinis. Meskipun demikian prosedur kultur dan resistensi bakterial sangat dianjurkan. Hal ini berkaitan dengan ditemukannya jenis bakteri Streptokokus beta hemolitikus grup A pada 40% kasus, di mana tonsilitis yang terjadi sekunder terhadap bakteri ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang cukup berat. Jenis bakteri lain yang juga dapat ditemukan, antara lain: streptokokus alfa dan gama, difteroid, stafilokokus aureus, dan haemofilus influenza. Di samping itu bakteri anaerob juga telah ditemukan pada permukaan dan poros tonsil, terutama grup bakteroides melaninogenikus.
Meskipun kebanyakan kasus tonsilitis dapat sembuh dengan penanganan konvensional, seperti istirahat (bedrest), asupan makanan yang baik, penurun panas (antipiretik), di mana tanpa pemberian antibiotik, tonsilitis biasanya berlangsung selama kurang lebih 1 minggu. Adapun pemberian antibiotik dalam kasus seperti ini, umumnya ditujukan untuk mengurangi episode penyakit dan lamanya gejala yang diderita seperti nyeri tenggorok, demam, nyeri kepala, ataupun pembengkakan kelenjar getah bening. Antibiotika sendiri menjadi indikasi jika pada pemeriksaan kultur dan resistensi ditemukan bakteri Streptokokus beta hemolitikus grup A, dengan tujuan mengeradikasi kuman dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat tonsillitis akut atau berulang, di antaranya:
1. Abses peritonsilar (quinsy) :Biasanya timbul pada pasien dengan tonsillitis berulang atau kronis yang tidak mendapat terapi yang adekuat.
2. Abses parafaringeal : Timbul jika infeksi atau pus (cairan abses) mengalir dari tonsil atau abses peritonsilar melalui otot konstriktor superior, sehingga formasi abses terbentuk di antara otot ini dan fascia servikalis profunda. Komplikasi ini berbahaya karena terdapat pada area di mana pembuluh darah besar berada dan menimbulkan komplikasi serius.
3. Abses retrofaringeal : Keadaan ini biasanya disertai sesak nafas (dyspnea), ganggaun menelan, dan benjolan pada dinding posterior tenggorok, dan bisa menjadi sangat berbahaya bila abses menyebar ke bawah ke arah mediastinum dan paru-paru.
4. Adenitis servikalis supuratif
5. Tonsilolith : Tonsilolith adalah kalkulus di tonsil akibat deposisi kalsium, magnesium karbonat, fosfat, dan debris pada kripta tonsil membentuk benjolan keras. Biasanya menyebabkan ketidaknyamanan, bau mulut, dan ulserasi (ulkus bernanah).
6. Kista tonsil : Umumnya muncul sebagai pembengkakan pada tonsil berwarna putih atau kekuningan sebagai akibat terperangkapnya debris pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa.
7. Komplikasi sistemik : Kebanyakan komplikasi sistemik terjadi akibat infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Di antaranya: radang ginjal akut (acute glomerulonephritis), demam rematik, dan bakterial endokarditis yang dapat menimbulkan lesi pada katup jantung.
Penanganan tonsillitis bisa sangat bervariasi tergantung dari perjalanan penyakitnya sendiri, mulai dari penanganan konvensional hingga tindakan pembedahan seperti tonsilektomi dan adenoidektomi. Jika pun keputusan pembedahan yang diambil, maka harus berdasarkan indikasi yang jelas dan telah mempertimbangkan cost/benefit ratio dari tindakan tersebut, selain itu telah diperhitungkan komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa indikasi untuk tonsilektomi/adenoidektomi antara lain: tonsillitis rekuren atau kronis dengan kriteria yang telah ditentukan, difteria yang tidak berespon terhadap terapi medikamentosa, demam rematik, tonsillitis yang berkaitan dengan infeksi telinga tengah atau sinusitis maksilaris, formasi abses, obstruksi jalan napas, dugaan keganasan tonsil, dan lain sebagainya.
Setelah 3 malam kita lewatin masa2 sulit untuk tidak nenen sewaktu tidur, ternyata adaptasi skill DD sangat sangatlah tinggi. Sekarang DD menemukan cara lain untuk tertidur pulas. Kalau bobo siang, DD bisa tertidur cukup dengan mendengar musik Mozart atau lullaby song for baby. Sedangkan untuk bobo malam, DD maunya bobok sambil pelukan, pipi mama nempel terus ke pipi Didi. dengan posisi ini DD bisa terlelap dan mama bisa pindah ke kamar mama nemanin Papa yang bobok sendirian :-)
Jam 4 atau jam 5 pagi, DD terbangun lagi dan nangis pas dia tahu ga ada mama di dekatnya. Mama langsung terbangun dan meluk DD sambil posisi pipi kita nempel satu sama lain. akhirnay DD terlelap lagi sampai pagi jam 7 sewaktu papa mau berangkat kerja.
Oh sayangku segitu hebatnya dikau, mama serasa mimpi berhasil menyapih DD tanpa paksaan dan tanpa dikasih yang pahit2. Mama yakin, DD bakalan jadi anak pinter nantinya, karena baru 2 tahun aja DD dah bisa ngerti cuma dikasih tahu kalau DD dah 2 tahun, ga boleh nenen lagi. tiba2 DD bisa brenti nenen, tanpa protes yang terlalu lama.
2 Minggu yang lalu, DD sudah menginjak umur 2 tahun. DD bahagiaaaaa sekali sewaktu tiup lilin.
sampai-sampai lilinnya dinyalain lagi sampai 5 kali biar diulang lagi nyanyinya dan ditiup lagi sama Didi.
Tapi sedih banget, setelah ulang tahunnya, DD demam dan sampai kemaren malam, DD menggigil kedinginan sampai 1 jam lamanya. Mama peluk dan dibalut dengan selimut. tapi didi tetap mengigil, sampai akhirnya papa memasukkan paracetamol ke dalam anal Didi, setelah itu Didi berenti mengigil dan tertidur di pelukan mama.
Paginya Mama langsung telpon dokter dan bikin afspraak. Alhamdulillah, jam 11 siang DD bisa dibawa ke dokter. Tetapi seperti biasa, setelah dokter periksa ternyata amandel DD membesar dan meradang lagi. Ya Allah, kenapa DD selalu kena sakit ini?
Dokter kasih saran untuk konsultasi dengan THT, untuk proses selanjutnya. kemungkinan DD dioperasi amandelnya. DD ku sayang, semoga cepat sembuh nak.
tiba2 kepikiran, apakah amandel ini bisa menjadi penyebab DD telat ngomong. Ini ada artikel bagus nih tentang itu.
Deteksi dini keterlambatan bicara sangat penting agar intervensi dan stimulasi untuk mengejar ketinggalan dapat segera dilakukan. Orang tua sebaiknya bersabar untuk memperkenalkan dua bahasa itu pada anaknya.
Sion (29 tahun) khawatir. Joshua (2 tahun, 4 bulan) anaknya, belum juga dapat berbicara sepatah kata pun. Joshua hanya bisa menunjuk-nunjuk dan mengeluarkan suara “ uh..uh…,” ketika menginginkan sesuatu. Sementara teman-temannya yang lain sudah bisa mengucapkan kalimat pendek seperti ”aku mau makan,” atau, ”aku mau pipis.” Sempat timbul keinginan Sion untuk membawa Joshua kepada profesional. Sekedar untuk mengkonsultasikan keadaan anaknya. Namun, orang-orang di sekitarnya seperti tidak mendukung, ”tenang saja, nanti juga bisa. Kamu terlalu khawatir aja…” akhirnya ibu yang tinggal di wilayah Jakarta Timur ini pun menurut. Dia tak memeriksakan anaknya untuk mencari tahu keterlambatan bicara anak pertamanya itu.
Menurut dr. I Gusti Ayu Partiwi Surjadi SpA. MARS, memang ada kasus keterlambatan bicara yang bersifat genetik, yang memang boleh ditunggu. ”Tetapi kita mesti benar-benar yakin bahwa keterlambatan itu benar-benar genetik dan boleh ditunggu, ”Kata dokter Tiwi. Untuk mengetahui apakah kemampuan bicara bayi akan berkembang normal, antara lain dapat dideteksi melalui pendengarannya. “Yakinkan bahwa pendengaran bayi normal karena pendengaran yang baik merupakan salah satu persyaratan untuk bicara,” Tiwi menambahkan. Fungsi pendengaran dapat dinilai dengan melakukan screening pendengaran bahkan sejak bayi baru lahir. Respon bayi terhadap lonceng atau suara merupakan petanda pendengaran bahwa fungsi pendengran bayi baik.
Masalah terlambat bicara menurut Tiwi memang sering kali terlambat terdiagnosis. ”Padahal deteksi dini gangguan perkembangan secara keseluruhan, termasuk terlambat bicara, sangat penting diketahui sedini mungkin,” kata dokter dari RS Bunda Jakarta ini. Sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dikoreksi, karena otak berkembang sangat cepat di tahun pertama dan kedua.
“Bila gangguan perkembangan diketahui di tahun pertama, intervensi atau stimulasi yang dilakukan pada bayi atau anak akan sangat bermanfaat, karena otak masih sangat sensitif dengan stimulasi yang diberikan,” katanya menjelaskan. Rangsangan atau stimulasi perbaikan yang diberikan diharapkan dapat mengejar segala bentuk keterlambatan di tahun pertama atau kedua. ”Tentu saja semua tergantung jenis keterlambatannya atau berat ringannya gangguan perkembangan,” katanya menambahkan. Seni Septiana Sinaga, Psi mengatakan jika keterlambatan bicara tidak dideteksi sejak dini, maka kerusakan yang ditimbulkan bisa jauh lebih besar. ”Ekspektasi terhadap anak 2 tahun tentu berbeda dengan anak 3 tahun. Apalagi kalau sudah mau masuk TK atau SD,” kata psikolog perkembangan anak dari Klinik Kancil ini. Psikolog Jacinta F Rini memaparkan bahwa bicara adalah media utama dalam mengekspresikan diri, untuk bisa dimengerti orang lain, orang tua, guru dan teman-temannya. Bila media itu mengalami masalah, maka bisa membuat anak menjadi frustasi. ”Mungkin pula ia akan merasa frustasi dan malu karena teman-temannya memperlakukan dia secara berbeda, entah mengucilkan atau pun membuatnya menjadi bahan tertawaan,” ungkap Jacinta dalam artikelnya “Keterlambatan Bicara” yang dipublikasikan di situs e-psikologi.
Jika tidak ada yang bisa mengerti apa yang diinginkan atau dimaksud anak, maka tak mengherankan jika lama kelamaan anak itu akan berhenti untuk berusaha membuat orang lain mengerti. ”Padahal, belajar melalui proses penting dalam menjadikan seorang manusia bertumbuh dan berhasil menjadi orang seperti yang diharapkannya,” Jacinta menegaskan. Penyebab Keterlambatan Bicara
Seperti dipaparkan oleh Jacinta, gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-anak, tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya. ”Pada umumnya mereka mempunyi perkembangan intelegensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian masalah ini terjadi atau dialami 5 sampai 10 persen anak-anak usia prasekolah dan lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki daripada perempuan ,” urai Jacinta menambahkan.
Penyebab terlambat bicara menurut Tiwi, ada yang bersifat sentral (gangguan pada otak), ada yang karena penyebab perifir (alat pendengaran yang terganggu), tetapi bisa juga karena bersifat genetik (masalah keturunan). ”Anak autis seringkali memberikan manifestasi awal terlambat bicara,” ujarnya. Orang tua sering membawa anak dengan gangguan perkembangan pervasive development disorder not other specified (PDD NOS) yang sering disebut sebagai autisme ke dokter atau ahli perkembangan karena anak belum bisa bicara. Sementara penyebab autisme sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Tiwi menambahkan, orang tua dengan dwi bahasa sebaiknya bersabar untuk memperkenalkan dua bahasa itu pada anaknya. Sebab beberapa kasus menunjukkan bahwa anak yang diperkenalkan bahasa bilingual sejak bayi kadang-kadang bisa menjadi terlambat bicara. ”Kalau belum yakin perkembangan interaksi atau komunikasinya normal atau tidak, sebaiknya memakai satu bahasa saja pada anak,” katanya menganjurkan.
Menurut Seni, banyak anak yang terlambat bicara, karena anak tidak mengalami proses perkembangan secara alami. Misalnya seharusnya anak ditetah, malah diberi baby walker, anak tidak pernah merasakan yang kasar atau lunak, karena selalu harus merasakan yang halus-halus dan bersih sehingga anak menjadi hipersensitif.
Anak usia 9 bulan seharusnya sudah mulai makan makanan yang agak kasar, tetapi karena orang tuanya khawatir anaknya kurus, anak diberi makanan halus terlalu lama. Hal ini akan menyebabkan daerah di sekitar mulut dan lidah yang digunakan juga untuk bicara menjadi kurang terlatih. Anak usia diatas 2 tahun seharusnya juga sudah berhenti minum ASI, sehingga mulutnya tidak hanya terbiasa dengan yang kenyal-kenyal saja. Ia harus sudah mencoba sedotan atau cangkir dan bukan diberi dot agar daerah di sekitar mulutnya dapat terangsang dengan baik.
Begitu juga jika ada tahapan perkembangan anak yang terlewati. Misalnya, anak belum merangkak, tetapi sudah ingin berdiri. ”Kalau ada tahapan yang terlongkapi, potensi masalah yang ditimbulkan bukan hanya keterlambatan bicara, tetapi bisa juga gangguan yang lain. Atau, bisa saja bahasanya tidak terlambat, tetapi mengalami keterlambatan atau bermasalah dalam mengendalikan atensinya,” kata Seni menerangkan.
Sejauh ini, papar Jacinta, kebanyakan nonton televisi pada anak-anak usia balita juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab anak mengalami gangguan keterlambatan bicara, Terlalu banyak menonton TV, menurutnya, merupakan faktor yang membuat anak menjadi pendengar pasif. ”Pada saat nonton televisi, anak akan lebih sebagai pihak yang menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Belum lagi suguhan yang ditayangkan berisi adegan-adegan yang sering kali tidak dimengerti oleh anak, bahkan mungkin traumatis,” urainya panjang lebar. Pengalaman traumatis bisa akibat menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual atau pun acara yang tidak disangka-sangka memberi kesan yang mendalam pada anak, karena egosentrisme yang kuat pada anak dan kemampuan kognitif yang masih belum berkembang.
Akibatnya, anak tidak mengalami periode tertentu yang seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari lingkungan dan orang tua, untuk kemudian memberikan feedback kembali. Karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi (yang tidak membutuhkan respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak yang mengurusi masalah bahasa dan bicara kan terhambat perkembangannya.
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua menurut Jacinta, juga memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang sangat baik. ”Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak ikut berperan dalam menambah pembendaharan kata, memacu untuk berpikir logis, menganalisis dan membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun,” jelasnya.
Sebaliknya jika orang tua sering malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja. Apalagi bila pembicaraan itu lebih banyak instruksi ketimbang dialog. ”Anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan ”memasukkan” segala intruksi, pandangan atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara serta menggunakan kalimat dan berbahasa,” katanya lagi.
Parameter Keterlambatan Bicara
Jika pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnya, atau di usia 10 bulan bayi tidak merespon bila dipanggil namanya, Anda harus waspada. Begitu juga jika pada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespon terhadap kita “tidak” atau “jangan,“ atau tidak merespon terhadap perintah duduk, ke sini, atau berdiri di usianya yang ke 21 bulan.
Perlu diwaspadai juga jika si kecil yang berusia 2 tahun tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata, atau kuping. Selain itu, di usia 2 tahun, menurut Seni anak seharusnya sudah bisa merangkai 3 kata seperti, ”aku mau minum,” atau ”aku mau pipis.” “Kalau dapat mengucapkan kata minum atau makan, tetapi tidak jelas berarti anak kurang perangsangan. Tetapi, kalau anak hanya bisa mengucapkan “uuh” atau ”aah,” jangan tunda lagi, sebaiknya anak itu segera dibawa ke ahli,” kata Sebi menjelaskan. Evaluasi dan Pemeriksaan
Menurut Jacinta, jika orang tua mencurigai anaknya mengalami hambatan bicara, maka hal ini haruslah diteliti dan diperiksa oleh ahli yang memang berkompeten di bidangnya, sehingga terjadinya salah diagnosa dan penanganan dapat dihindar. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lengkap dari aspek-aspek fisiologis dan neurologis serta psikologis.
Seperti dipaparkan Jacinta, pada tahapan pemeriksaan aspek fisiologis dan neurologis, dokter memeriksa secara menyeluruh, untuk mengetahui apakah keterlambatan tersebut disebabkan masalah pada alat pendengaran, sistem pendengarannya, atau pun pada areal otak yang mengatur mekanisme pendengaran, bicara dan otak yang memproduksi kemampuan berbicara. Pemeriksaan lengkap akan menghasilkan diagnosa yang jauh lebih pasti tidak hanya faktor penghambatnya, namun juga metode penanganannya yang paling sesuai untuk anak yang bersangkutan,” jelas Jacinta.
Pemeriksaan secara psikologis menurutnya juga diperlukan untuk memahami fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan kemampuan berbicara dan berbahasa, seperti tingkat intelegensi serta tingkat perkembangan sosial–emosional anak. ”Pemeriksaan secara psikologis ini juga dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengaruh dari hambatan yang dialami anak terhadap kemampuan emosional dan intelektualnya. Pemeriksaan ini juga harus berpengalaman dalam menangani anak dengan masalah keterlambatan bicara,” papar Jacinta.
Setelah hasil pemeriksaan keluar, maka orang tua dengan rekomendasi ahli dapat mengambil langkah tepat seperti misalnya, melakukan terapi bicara atau jika usia anak sudah harus sekolah, maka dimasukkan pada sekolah yang dapat memberikan perlakuan dan perhatian yang tepat sesuai dengan masalah anak tersebut.
Dr. I Gusti Ayu Partiwi Surjadi SpA. MARS, Direktur Rumah Sakit Bunda Jakarta memberikan panduan tahapan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak berdasarkan usia seperti dijabarkannya sebagi berikut:
0-1 bulan
Bayi merespon saat mendengar suara, dengan melebarkan mata, perubahan irama pernafasan, atau kecepatan menghisap susu.
2-3 bulan
Bayi merespon dengan memperhatikan dan mendengar orang yang sedang bicara.
4 bulan
Menoleh atau mencari suara orang yang memanggil namanya.
6-9 bulan
Berceloteh (babbling), dan mengerti bila namanya disebut.
9 bulan
Mengerti arti kata “jangan.”
• 10-12 bulan
Meniru suara, mengucapkan mama/papa dari tidak mengerti, mulai mengerti, sampai bisa menirukan 2-3 kata. Sampai si kecil mengerti perintah seperti ”ayo berikan pada saya.”
13-15 bulan
Perbendaharan 4-7 kata, 20 persen ucapannya mulai dimengerti orang lain.
16-18 bulan
Perbendaharaan 10 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang diucapkan orang lain) dan 25 persen ucapannya dapat dimengerti orang lain
22-24 bulan
Perbendaharaan 50 kata, kalimat 2 kata, 75 persen kata-katanya dapat dimengerti orang lain.
2-2.5 tahun
Perbendaharaan kurang lebih 40 kata, termasuk nama kalimat 2-3 kata, mengerti 2 perintah sederhana sekaligus.
3-4 tahun
Kalimat dengan 3-6 kata, bertanya, bercerita, berhubungan dengan pengalaman, ucapannya hampir semua dimengerti orang lain.
4-5 tahun
Kalimat dengan 6-8 kata, menyebut 4 warna, menghitung sampi 10.
Nadira, 10 dec 2011, genap sudah usiamu 2 tahun
semoga DD jadi anak yang sholehah, pinter dan selalu sehat, dijauhkan dari segala macam penyakit amiinn ya rabbal 'alamiin.
Dira, betapa bahagianya dirimu saat meniup lilin ulang tahunmu di kue ulang tahun yang mama bikin.
gelak tawa yang begitu riang membuat mama selalu bersyukur kepada Allah,
akan kehadiran dirimu Nak.
Siang berganti malam, mulailah tangis terdengar dari mulutmu, dan tak henti-hentinya.
Bukannya Mama ga sayang ama Didi, bukannya mama seneng mendenger DD nangis.
Didalam hati mama, mama juga ikut nangis, sewaktu DD nangis.
tapi DD harus tahu, kalau sudah birthday ke 2, DD ga boleh nenen lagi.
DD sudah jadi anak gadis kecil yang harus mandiri sayang.
3 malam sudah kita lalui tanpa nenen, tapi dirimu tetap nangis dan nangis.
DD cuma bisa memeluk erat mama, dan mencium mama berulang2.
sampai akhirnya dirimu lelah menangis dan akhirnya tertidur dalam dekapan erat mama
dan sambil mencium mama.
Kita harus lalui malam-malam yang berat ini sayang, ntah untuk berapa lama.
tapi mama yakin, kita bisa melaluinya.
maafkan mama sayang, Mama sayang Dira.